Tentang kami
Punguan Pomparan Raja Pasaribu Indonesia
Raja Pasaribu adalah keturunan Raja Batak dari anak sihahaanna, Ompu Guru Tateabulan. Guru Tateabulan memperanakkan Raja Sariburaja (anak kedua setelah Raja Uti, yang juga dikenal sebagai Raja Biakbiak/ Raja Gumelenggeleng). Raja Sariburaja memperanakkan Raja Borbor. Raja Borbor memperanakkan Raja Hatorusan. Raja Hatorusan memperanakkan Datu Tala Ibabana, yang juga dikenal dengan nama Tuan Raja Doli. Raja Datu Tala Ibabana memperanakkan Raja Sariburaja II yang juga dikenal dengan nama Raja Datu Rimbang Soaloon. Raja Sariburaja II memperanakkan Raja Datu Pompang Balasaribu. Raja Datu Pompang Balasaribu memperanakkan Raja Datu Rimbang Saudara yang juga dikenal dengan nama Raja Datu Marhandangdalu atau Raja Datudalu atau Raja Datu Rimbang Soaloon. Raja Datudalu memperanakkan Sariburaja III yang juga dinamakan Raja Pasaribu. Raja Pasaribu memperanakkan Raja Habeahan, Raja Bondar, dan Raja Gorat.
Kesukaan Raja Sariburaja dan keturunannya (pomparannya) adalah mengembara, dimulai dari Sianjur Mulamula dengan membuka perkampungan dan menguasai berbagai wilayah (di desa naualu) dengan cara damai untuk mencari sumber kehidupan yang lebih baik. Di antara perkampungan yang dibuka, adalah Parik Sabungan di kaki Gunung Pusuk Buhit, Janji Martahan, Sabulan, Bakkara, Desa Habeahan di Lintong Nihuta dan Lobutala di Paranginan, Sipultak, Dolok Sanggul, Balige, Haunatas, Sibisa, Borbor, Aek Uncim, Batangtoru, dan Sigolang di Tapanuli Selatan, Garoga, Silantom, Siborong-borong, dan Silindung, Barus, Sibolga, Desa Habeahan dan Desa Singkam di Limbong, Hariara Pintu, dan sebagainya.
Di setiap perkampungan (luat) yang dibuka, Raja Pasaribu mempunyai banyak keturunan anak laki-laki dan anak perempuan sehingga banyak marga yang menjadi hula-hula dan yang menjadi Pamoruonna. Adapun marga yang memposisikan Raja Pasaribu sebagai Hula-hula, antara lain: Nairasaon, Naipospos, Raja Oloan (termasuk Raja Sisingamangaraja I), Sibagot ni Pohan, Siopat Pusoran. Pada dasarnya Raja Pasaribu memiliki sifat sangat menyayangi borunya, terlihat dari banyaknya perkampungan dan lahan pertanian yang diwariskan kepada anak perempuannya.
Bahwa Raja Pasaribu memiliki ahlak mulia dan karakter unggul yang didasarkan pada 5 (lima) filosofi dasar/ ideologi yang menjadi Nasihat (poda manang tona) kepada seluruh keturunannya, yaitu MarTuhan, MarAdat, MarPatik, MarUhum, dan MarRaja, sebagai pedoman atau pegangan hidup dari suatu generasi Pasaribu ke generasi berikutnya, sebagaimana kata umpasa: “Ompunta na parjolo martungkothon sialagundi, pinungka ni parjolo ihuthonon ni na parpudi”.